05 Agustus 2009

Menanggung Malu Karena Rp 20.000,00

Waktu itu aku ditemani Pak Tua berbelanja di sebuah toko teknik di sebelah barat Tugu.

Itu adalah toko yang ramai, kau bisa menyebutnya toko teknik terlengkap di kota ini. Pembeli datang silih berganti tanpa henti, sayangnya hanya dilayani oleh beberapa orang saja. Kamu harus cekatan nembung atau akan diserobot pembeli lain yang baru datang. Toko itu adalah sebuah lorong yang panjang, satu ujung adalah pintu keluar masuk toko sedang ujung yang lain menuju ke tangga ke gudang penyimpanan. Memasukinya, kau bisa melihat deretan peralatan berat tertata rapi di sisi kiri di sepanjang lorong, berbagai jenis pompa, alat potong, gerinda bahkan traktor. Tempat untuk transaksi ada di sisi kanan, di atas lemari kaca setinggi dada dan diantara tumpukan2 barang di belakangnya. Penuh sesak. Kau harus memiringkan badanmu untuk menuju ke tengah lorong.

Aku berencana membeli bearing untuk mengganti bearing lama yang sudah aus. Berada diantrian paling depan bukan berarti langsung mendapatkan apa yang kau cari. Aku masih harus menunggu mbaknya selesai melayani pembeli disampingku. Ini tidak seperti membeli tiket Prameks, mengantri dalam barisan yang rapi hingga berputar-putar seperti ular bahkan hingga barisan keluar dari stasiun. Hhggggg… aku masih harus menunggu lagi, setelah mengatakan apa yang ingin aku beli. Mungkin barangmu ada di lantai atas, di ujung ruang, di tumpukan yang paling bawah dalam sebuah peti dengan kunci berkode khusus. Sepertinya akan lama… Apa yang ada dipikranmu saat dalam keadaan seperti ini (menunggu, gerah, orang2 hilir mudik menyenggol dari belakang) tiba2 mendapat sms dari INDOSAT, “Mbah Surip bagi-bagi HP & Ipod, aktifkan iring Tak Gendon, ketik…”.

Halloo??!! Ya Tuhan ampuni aku, dia lucu, sumpah, tapi tidak dalam keadaan seperti ini. hmm…

Aku sudah mendapatkan 2 buah bearing seharga Rp 30.000,00/bearing. Penjaga kasir memberimu sedikit harapan untuk menunggu sedikit lebih lama (sensasi plong!), sayang dia pendiam. Aku bayar dengan uang Rp 100.000,00 maka aku dapatkan kembalian 2 lembar Rp 20.000,00. Tas dan kresek berisi 2 buah bearing yang agak berat di tangan kananku membuat tangan kiriku memegang uang kembalian dan nota dengan lemah. Tanpa kusadari 1 lembar uang Rp 20.000,00 terjatuh ke lantai sampai seseorang didepanku memberi tahu dengan lantang. Sontak semua mata tertuju ke lantai. Kemudian tubuhku berbalik dan melihat seorang setengah baya memungut dan memasukkan uang itu ke saku celananya. Hmm…

Beruntung orang yang memberi tahuku tadi memberi tahu lagi dengan lantang, “Pak, niku wou kagungane mas e og!” Sontak semua mata tertuju ke orang itu. Kemudian tubuhku terdiam dan melihat seorang setengah baya mengambil uang dari sakunya dan memberikannya kepadaku. Hmm.. Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi padaku.

Kurang ajar, Pak Tua tertawa terkekeh-keheh melihat ku dari jauh. Hmm… kasihan kau kepanasan, gimana kalau kita beli Juz Jambu?

Tambahan:

Selalu ada 2 orang ini di dekat Orang Baik, yaitu Orang Tidak Baik dan Orang Lugu.

Sound track: Lenka – The Show dan Lily Allen – F**k You.






Kategori: - Perjalanan - Informasi - Opini -



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar