09 Agustus 2009

Gajah, Ikan dan SIPA. Effektif Mengobati Kegeliasahan?

Hari Sabtu (8.8.09) ini di awali dengan minum kopi jos di utara Stasiun Tugu, kemudian melihat gajah di alun2 selatan, masih bersama dengan orang2 yang sama seperti di note yang sudah2. Aku iri melihat gajah2 itu. Mereka tidur dengan nyenyak beralaskan lantai yang keras, terbangun sebentar, pipis, lalu tidur lagi, dengan nyenyak (padahal pipisnya di tempat dia tidur). Seakan g peduli dengan orang2 ramai nongkrong, berfoto di alun2, mencoba melewati beringin kembar. Di siang hari mereka melayani pengunjung yang ingin menungganginya. Berputar mengitari pagar, hingga sore penumpang terus bergantian. Dia g dapat uang, hanya diberi rumput tapi dia g marah. Di hari berikutnya dia menjalani hal yang sama. Terus dan terus hingga tak kuat lagi.. Mereka g pernah mendengar kata2, kangen, capcay goreng dengan irisan rempelo ati, bensin, konsultasi skripsi atau bahkan asmara. Apakah itu yg membuat mereka bisa tidur dgn nyenyak?

Pakh..!! (menampar pipinya sendiri). Bodoh! Mengapa aku membandingkan diriku dgn seekor gajah! Bahkan dia tidak bisa menggaruk punggungnya sendiri! (Backsound: Dmassive – Jangan Menyerah)

Tidak ada pagi dan siang di hari Sabtu ku kali ini. Maksudku, aku bangun kesiangan dan langsung melakukan perjalanan ke Solo untuk menghadiri “Mancing Integral” di sore hari. Panitia bilang, ini acara makan sambil membicarakan beberapa hal serius ttg kelangsungan Integral. Tapi menurutku, ini acara pemanasan untuk acara yang lebih besar. Bagaimana cara menangkap ikan. Apa saja yg harus dipersiapkan sebelum memasak. Bagaimana cara makan yg baik biar g nyangkut di gigi. Siapa yg harus membereskannya. Dan backsound apa yg cocok untuk kegiatan ini, selain Peterpan!!

Orang bijak berkata, dunia akan hancur jika suatu hal tidak diserahkan kepada ahlinya. Aku memahaminya dan kata2 itu memang benar adanya. Setiap orang menunjukkan bakatnya. Dua tahun bersama dalam dunia nyata dan 5 tahun bersama dalam dunia maya, tapi fakta itu baru terungkap sekarang. Kepet! Ternyata kau pandai menangkap ikan! Pantas saja rumahmu dekat waduk! Jigur ik! Sejak kapan penjual lele langganan ibu ku buka kursus mbetheti??? Kau mirip sekali dengannya!! Haha.. Kecu tenan! Hollywood buka cabang di solo yak? Lalu siapa wanita berkerudung yang memasak itu?? Air tenang menghanyutkan! Aku masih ingat kata2 itu teman, siapa yg menghabiskan ikan paling banyak hayooo??!!

Aku masih bertanya-tanya, mengapa pak guru tidak ikut makan ikan bersama kita?

Menyaksikan SIPA di Mangkunegaran menjadi kegiatan penutup yang menyenangkan. Berjibun di sini orang dari semua tempat, tapi tahukah kau persamaan di antara mereka?? Yha, you know lah.. the same old story. Menara poni miring dan ikat pinggang sebesar kotak infak. hASUmonggo dink bade ngagem menopo. Last performance dari kelompaok Sahita yang berjudul Iber-Iber Tledhek Barangan sangat menghibur. Membuat orang2 bertepuk tangan dan tertawa sampai di rumah.

Hari yang menyenangkan. Malam ini, aku berharap bisa tidur senyenyak gajah…






Kategori: - Perjalanan - Informasi - Opini -



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar