18 Juni 2009

Lost In Kutoarjo

Setelah sempat batal karena bangun kesiangan, akhirnya perjalanan ke Kutoarjo terjadi juga. Perjalanan ini tercetus karena beberapa mahasiswa yang jenuh dengan skripsinya membutuhkan refreshing. Waktu yang dimiliki juga relative luang dibanding saat masih maba (mahasiswa baru), meskipun sekarang juga masih maba (mahasiswa purba). Adanya Pramek jalur Yogyakarta – Wates – Jenar – Kutoarjo semakin memantapkan niat ini.


Kami naik Prameks dari stasiun Tugu jam 06.55. Selama dalam perjalanan, tak henti2nya kami saling bertanya satu sama lain, mau ke mana kita nanti setelah sampai? Dan jawaban yg diperoleh selalu sama, jalani (jalan – jalan) saja. Sementara itu, kami juga membaca koran yang dibeli di dalam kereta, makan gorengan, memecahkan teka-teki magic cube (rubik), atau sekedar melihat pemandangan di luar kereta. Oiyha, ada turbin angin di tengah sawah di pinggir rel setelah stasiun Wates.


Sesampainya di Stasiun Kutoarjo sekitar jam 08.00, kami tak ragu melangkahkan kaki turun dari kereta menuju pelataran stasiun bersama dengan penumpang lainnya. Sementara petugas stasiun menyapa lewat halo2, selamat pagi … jangan lupa periksa barang bawaan Anda sebelum meninggalkan kereta, kami hanya bisa menimpali, jangan lupa periksa niat Anda sebelum kereta kembali ke Jogja. Keluar dari peron langkah kami memelan, melihat kanan, kiri dan depan, semakin memelan. Di manakah ini???


Berusaha untuk tidak tampak sebagai orang asing, kami mengikuti orang2 di depan kami menuju ke utara, entah kemana. Sementara itu, para kenek bus dan angkot menawarkan jasanya, kami hanya bisa menjawab, mboten, mas (tidak, mas), maksudnya bukan mboten numpak (tidak naik), tapi mboten ngertos mangke mandap pundi (tidak tahu nanti turun mana). Hehe.. Semua orang sudah naik bus, kami seperti orang hilang kesana kemari berharap kopata lewat (bus kota jogja).


Entah naluri siapa ini, kami menelusuri trotoar yang sepertinya ini menuju ke arah kota. Di perjalanan menelusuri trotoar, kami menjumpai banyak hal (liat foto2nya di album Lost in Kutoarjo). Salah satunya, mampir di minimarket beli minuman dan naik odong2 yang bisa bunyi kalo di isi koin. Hmm.. waktu itu lagunya Aerosmith – Spiderman (versi jazz). Akhirnya sampai jg di alun2, waktu menuggu jam shalat Jum’at kami habiskan untuk berburu foto di sekitar alun2, liat anak2 SMP pacaran, jajan siomay dan es camcau di deket SD, sarapan tahu kupat (bantu masak jg), main PS3 dan ngenet. Sampai sekarang kami masih penasaran dengan bau kemenyan yang selalu tercium disepanjang perjalanan? Hehe..


Shalat Jum’at di Masjid Besar Kutoarjo memberikan pengalaman tersendiri. Rukun2 shalat Jum’at di sini agak berbeda dengan yg selama ini kami ikuti (g perlu dijelaskan lebih lajut, takut SARA). Yang unik dari masjid ini, terjadi kesalahan arah kiblat hampir sebesar 45 derajat!! Bisa dilihat dari penataan karpet sajadahnya. Masjid ini punya ambulan, tempat wudhu dan toiletnya juga super bersih.


Selepas shalat Jum’at, perburuan foto kembali dilakukan. Di warung es dawet hitam dan di tempat yang tadi sempat dipake pacaran anak SMP, hehe.. Banyak pohon2 tua yang besar di alun2. Buahnya bulat hitam seperti kotoran kambing. Jadi inget status FBnya temanku yang mempertanyakan perbedaan antara coklat cha cha dengan srinthil wedhus. Haha..

Senang sekali rasanya, karena penasaran ini sudah terobati meskipun harus tersesat. Perjalanan balik ke stasiun dengan angkot jalur A. Perburuan poto jg dilakukan di stasiun dan di dalam kereta Prameks yang saat itu masih sepi. Tidak jauh berbeda dengan saat berangkat, kami membaca koran yang dibeli di dalam kereta, makan gorengan, memecahkan teka-teki magic cube/rubik, tapi pemandangan di dalam kereta lebih menarik dari semua itu. Hehe..

· Tiket prameks (PP) : Rp 14.000,00

· Mobil goyang : Rp 100,00

· Siomay : Rp 2.000,00

· Es camcau : Rp 1.000,00

· Sarapan tahu kupat : Rp 5.500,00

· Dawet hitam : Rp 1.500,00

· Angkot : Rp 2.000,00

· Dll (PS3, ngenet) : Rp 3.900,00

Rp 30.000,00


Ini ongkosku sendiri, 3 teman ku yang lain mungkin lebih banyak karena mereka jg beli yang lain pas lagi jalan.































Kategori: - Perjalanan - Informasi - Opini -



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar