18 Agustus 2009

Jagung Kriuk di Pantai nDepok

Salam Pramuka! Hari ini adalah 14 Agustus 2009, itu kira-kira sudah 48 kali kita mengalaminya. Aku jadi teringat guru Pramuka ku waktu SD dulu, beliau sedikit melambai, haha.. tak tahu kenapa, mungkin karena beliau juga mengajar Seni. Namanya Pak Yono, semoga kesehatan selalu menyertai beliau, Ai Lop Yu Pul, Pak..!!! Apa kalian masih ingat dengan guru pramuka kalian waktu SD?


Hmm.. aku tidak akan membicarakan ttg guru Pramuka, yang melambai, melainkan, “Apakah kalian merayakan hari ini?” Sebenarnya, aku juga tidak merayakannya, tapi apa yg aku dan teman2ku lakukan, bertepatan dgn hari ini dan sedikit mirip dgn itu (Woppo jal?!). Untuk Marshanda, jika bisa, tentunya kau akan memanggil Bidadari, tapi itu hanya dalam sinetron. Maka, jika kamu membaca catatan ini, bergabunglah dengan kami tahun depan atau kapan pun, itu bisa sedikti meringankan bebanmu. Aku juga pernah merasakan hal yang sama, teman. Btw, I’m your big fans. Aku punya kaset mu. Tapi maaf, aku belum sempat memainkan side B, mungkin nanti setelah penelitian ku selesai.


-_)(*&^%$#@!...RaPenting!RaPenting!RaPenting!.... -_)(*&^%$#@!


Dimulai pukul 15.00 WIB, aku, Pur, Taufik, Pras, Dani, Vera dan Hida yang langsung tiba dari Solo, melakukan perjalanan ke selatan menuju Pantai nDepok. Mirip nDepok tapi di pantai. Kami berencana untuk melihat Sunset sambil menyantap jagung bakar dan berfoto. Perjalanan terhenti sebentar di kos ku. Seseorang menggunakan kostum yang salah. Sebenarnya tidak masalah, kalo tujuanmu menghadiri kondangan, di pinggir pantai, hmm.. tapi itu harus diperbaiki. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan penuh semangat dalam kecepatan rendah, mungkin Dani belum terbiasa dengan jalanan seperti ini. Krik..krik..krik.. kapan kita sampai??



Menyantap jagung bakar sambil melihat Sunset adalah kombinasi yang sempurna. Alloh telah menyediakan Sunset, kami menyediakan jagung. Maksudku, kami harus berhenti (lagi) untuk membelinya di Beringharjo. Kebanyakan laki2 tidak akan ber-lama2 di dalam pasar, tapi Pur bukan dari kebanyakan laki2. Dan itu memakan waktu dan sebagian dari kami belum Shalat Ashar dan perjalanan sebenarnya baru dimulai pukul 17.00 WIB dan belajar dari pengalaman adalah hal yang baik.


Kau pernah ke pantai? Menurutmu, apa yg dilakukan orang2 ketika mereka tiba di pantai? Yah, maka seperti itulah kami. Hehe.. melepas sandal, cincing, mendekat ke air saat surut dan berlari riang menjauh saat air datang, air laut sedikit membasahi ujung celana. Cincing lebih tinggi (kecuali celana mu tidak bisa dicincingkan seperti celana Mbak2 yang naik Mio atau kau adalah seorang wanita berjilbab), mendekat lagi ke air saat surut dan berlari riang menjauh saat air datang, separuh celana sekarang sudah basah. Meletakkan tas, mendekat lagi ke air saat surut dan berlari riang menjauh saat air datang, sekarang semua basah, bahkan pasir masuk ke dalam kantong celana dan menghiasi rambutmu, asin. Saatnya memanggil Farah Queen, dy akan memasukkan mu ke dalam wajan untuk ditumis (Gek Opo ik?!). Sambil berfoto hingga matahari tenggelam. Menulis nama di pasir atau melompat bersama? Ugh! Kami tidak melakukannya, terlalu monoton dan sebagian dari kami memang tidak mampu mengangkat tubuhnya sendiri. Gwagagagaga!!!


Membeli jagung bakar yang sudah matang pastinya lebih praktis, tapi kau tidak akan bisa merasakan kebersamaan dan keceriaan saat menggali lubang di pasir, bukan untuk buang air, tapi untuk tempat arang. Kemudian memantiknya dengan jengkel sampai menyala sambil melihat Pras mengubur tubuhnya dengan pasir pantai. Dia tampak bahagia sekali, seperti pulang ke kampung halaman, melihat banyak air dan tanah yang lapang. Ini tidak akan menyala tanpa minyak kawan, jadi Hida dan Vera membelinya di warung makan terdekat. Semoga mereka juga menjualnya.


Tragedi kamera berpasir milik Taufik sedikit membuat suasana menjadi hening sejenak. Suara kepiting dalam hembusan angin mendadak berubah menjadi suara jangkrik. Krik.. krik.. krik.. Saat2 emosional yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, seperti dalam acara Super Mama Seleb saat perhitungan suara Star Voter. Apakah Pur bisa mengeluarkan kamera Taufik dari belenggu kelilipan? Atau Vera harus menggantinya dengan barang atau nilai yang serupa? “Oh tidak, jangan sekarang! Kami baru saja bersinar untuk kalian. Ayolah..!” kata bintang2 sedikit kecewa. Jrenk..!!! Alhamdulillah, semua baik2 saja.


Akan repot jika kau kehilangan kartu atau kehabisan baterai hape di tempat seperti ini, sekalipun kau membawa charger. Sesekali aku menengok celanaku yang dijemur di kapal nelayan, aku tidak tahu kapan kapal itu berlayar, artinya aku tidak tahu kapan celanaku ikut berlayar, artinya lagi, aku tidak ingin pulang tanpa celana. Haha..


Apapun yang kau lakukan dengan jagungmu, kau akan tetap merasakan sensasi pasir pantai saat kau menggigitnya, tidak tahu mengapa, seperti jangung kriuk. Oiyha, kami juga membawa sosis! Bentuknya aneh, tambah aneh saat berada di atas panggangan. Semakin matang semakin melengkung dan semakin merah, sedikit melepuh, tapi kau memakannya dan menjilat yang menempel di ujung jari. Kami membicarakan segalanya dan berfoto ria, sampai bintang2 iri, saling berbisik membicarakan kami dari atas sana.


Sekitar pukul 20.00 WIB, mati lampu menemani perjalanan pulang. Merasakan sensasi bercelana hotpant dalam kecepatan tinggi. Maksudku, celanaku basah jadi aku mengenakan celana ke-2 yang lebih pendek. Bbbrrrrr…..ternyata dingin juga. Hingga sampai di sebuah SPBU, kami memanfaatkan semuanya. Teman2, apa kalian melihat kotak amal di sekitar sini? Hehe..


Malam itu diakhiri dengan Mie Jawa, Cap Cay, Nasi Goreng, kerupuk dan beberapa tusuk sate di Jalan Magelang. Oiyha, Bakmi Rebus juga dink. Hmm.. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Lakukan yang terbaik dan berbahagialah hari ini. Kami baru saja melakukannya..!






Kategori: - Perjalanan - Informasi - Opini -



.

2 komentar:

  1. Adi Purwanto Nur Atmojo, S.H.21 Agustus 2009 pukul 02.36

    ahahahah komen pertama....
    FOTOKU SIJI TOK SAN!

    BalasHapus
  2. rapopo siji
    ben marai gregetan!
    hahaha...

    BalasHapus